Kebutuhan Benih Padi Per Satuan Luas Lahan
PANDUFARM.ID- Tahap pertama yang perlu dilakukan dalam usaha budidaya tanaman padi adalah menghitung kebutuhan benih padi per satuan luas lahan yang akan ditanami. Sebagian besar petani menggunakan cara perkiraan/kira-kira dalam menentukan berapa kebutuhan benih padi di lahannya. Karena menggunaan kira-kira, tak jarang terjadi pemborosan benih padi disetiap musim tanam.
Sebenarnya, ada cara mudah menghitung kebutuhan benih padi menggunakan anjuran pemerintah yaitu 25 kg per hektar. Namun angka 25 kg adalah anjuran secara umum, jadi didalam penerapannya masih sering kita temukan kekurangan bahkan kelebihan benih padi. Berangkat dari uraian di atas, maka pada postingan kali ini Pandufarm akan berbagi cara menghitung kebutuhan benih padi secara tepat dan akurat. Pertama kita harus tahu bahwa ada beberapa komponen yang harus diperhatikan, agar kebutuhan benih padi bisa kita hitung dengan tepat. Apa saja komponennya ?
Komponen Untuk Menghitung Kebutuhan Benih Tanaman
1. Jumlah rumpun
Komponen pertama yang harus kita hitung adalah berapa jumlah rumpun padi pada lahan kita. Nah untuk menghitung jumlah rumpun tersebut ada beberapa faktor sebagai berikut :
Dalam hal ini kita akan menghitung berapa jumlah rumpun untuk luas lahan 1 Ha menggunakan sistem tanam tegel dengan jarak tanam 25 cm x 25 cm (Mengacu pada pola tanam yang paling umum). Adapun rumus untuk menghitung jumlah rumpun adalah sebagai berikut :
Catatan :- Untuk mempermudah penghitungan, maka untuk satuan luas harus kira konversi ke satuan meter. Jika sobat tani menggunakan istilah sebutan untuk menyatakan luas lahan seperti (kotak, bata, tumbak, ru, dsb) harus dikonversi ke satuan meter terlebih dahulu. Perlu diketahui bahwa 1 ha = 10.000 meter persegi.
- Begitupula untuk jarak tanam, harus dikonversi ke satuan meter juga. Perlu diketahui bahwa 1 cm = 0,01 meter (dibagi 100).
Sekarang, mari kita hitung berapa jumlah rumpun untuk contoh kasus di atas.
Diketahui :
Luas lahan : 1 ha
Jarak tanam : 25 cm
Berapa jumlah rumpun : ..... ?
Langkah pertama untuk luas lahan dan jarak tanam kita konversikan terlebih dahulu kesatuan meter seperti di bawah ini :
Luas lahan : 1 ha ----> 10.000 m2
Jarak tanam : 25 cm ----> 0,25 m2
setelah dikonversi menjadi satuan meter persegi, maka tinggal kita masukkan angka-angka tersebut ke dalam rumus di atas, sehingga menjadi seperti berikut :
dari perhitungan di atas maka kita dapatkan jumlah rumpun untuk luas lahan 1 ha yang menggunakan sistem tanam tegel dengan jarak tanam 25 x 25 cm adalah sebanyak 160.000 rumpun. Untuk mempermudah sobat tani dalam hal menghitung jumlah rumpun untuk masing-masing luas lahan dan jarak tanamnya, maka bisa dilihat pada tabel berikut :
Jika luas dan jarak tanam yang sobat inginkan tidak ada pada tabel di atas, silahkan tanyakan di kolom komentar, berapa luas lahannya dan berapa jarak tanamnya. Sedangkan untuk perhitungan jumlah rumpun yang menggunakan sistem tanam jajar legowo akan kita bahas pada postingan yang akan datang.
2. Berat 1000 butir
Faktor berikutnya yang harus kita ketahui adalah berat 1000 butir benih yang akan kita tanam. Untuk mendapatkan informasi mengenai berapa gram bobot 1000 butir tersebut maka kita harus menghitung benih sebanyak 1000 butir kemudian menimbangnya.
Untuk tanaman padi sebenarnya bisa menggunakan pendekatan rata-rata untuk semua jenis padi. Adapun rata-rata berat 1000 butir benih adalah 27 gram.
3. Jumlah bibit per lubang tanam Faktor berikutnya yang harus kita ketahui atau kita tentukan sebelum menghitung kebutuhan benih tanaman adalah berapa jumlah bibit yang akan ditanam pada setiap lubang tanam. Untuk saya sendiri dalam setiap lubang tanam menggukan 2-3 bibit. Namun pada postingan kali ini kita akan menggunakan 3 bibit per lubang tanam.
Beberapa kelebihan menggunakan bibit 2-3 bibit/lubang tanam bisa kita lihat ketika tanaman padi mulai pembentukan anakan. Dari hasil uji coba yang Pandufarm lakukan menunjukkan bahwa anakan padi terbanyak didapatkan pada tanaman padi yang ditanam dengan 2-3 bibit. Oleh karenanya jumlah bibit/lubang tanam ini merupakan salah satu
cara memperbanyak anakan padi.
4. Daya tumbuh benih
Faktor berikutnya yaitu daya tumbuh benih yang dinyatakan dalam satuan persen (%). Informasi mengenai berapa % daya tumbuh dari benih sangat kita perlukan untuk menentukan berapa kebutuhan benih yang bisa tumbuh. Informasi daya tumbuh benih bisa kita dapatkan dari kemasan benih yang dikomersialkan. Bagaimana jika kita menggunakan benih sendiri ?
Cara yang bisa kita lakukan adalah dengan pengujian. Ambil sebanyak 500-1000 butir benih secara acak (pastikan benih sudah kita blower agar benih hampa tidak ikut diuji) kemudian lakukan perendaman layaknya kita akan membuat pembenihan. Kumpulkan dan hitung berapa butir benih yang tidak tumbuh setelah kita peram. Dari hasil pengujian tersebut maka akan kita dapatkan berapa persen daya tumbuh benih yang akan kita gunakan.
Dari pengalaman selama bertani selama ini rata-rata benih memiliki daya tumbuh 90% untuk benih sendiri yang disimpan dengan kantong plastik dan penjemuran saat pengeringan selama 2-3 hari.
Bagi sobat tani yang sedang membutuhkan referensi terkait jenis padi, pada postingan lalu PanduFarm telah membahas beberapa
jenis padi galur unggul yang telah Pandufarm uji di lahan dan Alhamdulillah dapat hasil yang cukup memuaskan.
5. Faktor lain yang biasa terjadi
Faktor yang kelima ini adalah faktor-faktor yang membuat kebutuhan benih menjadi bertambah dari perhitungan semestinya. Beberapa faktor diataranya adalah adanya ancaman hama dan penyakit seperti dimakan keong, tikus, burung dan hama-hama yang lain. Bahkan tak jarang terjadi serangan penyakit diawal-awal tanam seperti penyakit kresek.
Nah, dengan adanya ancaman hama dan penyakit ini juga harus kita perhitungkan untuk nantinya sebagai benih cadangan (sulaman). Untuk saya pribadi biasanya menambahkan 15% benih dari kebutuhan yang semestinya.
Cara Menghitung Kebutuhan Benih Padi Dengan Tepat dan Akurat
Setelah mengetahui beberapa faktor yang telah kita bahas di atas, maka sekarang kita akan menghitung kebutuhan benih dengan tepat dan akurat menggunakan rumus sebagai berikut :
Dari contoh kasus di atas sekarang mari kita masukkan angkanya ke dalam rumus tersebut.
Diketahui :
Luas lahan : 1 ha
Jarak tanam : 25 cm
Jumlah rumpun : 160.000 rumpun
Berapa kebutuhan benih padi jika diketahui :
Daya tumbuh benih : 90%
Jumlah tanam/lubang : 3 bibit
Berat 1000 butir : 27 gram
Faktor lain : 15 %
Maka jumlah kebutuhan benih padi adalah sebagai berikut :
Loh.... kok sedikit sekali ternyata ? Ini adalah perhitungan jika komponen-komponen yang tadi sudah kita jelaskan sesuai dengan fakta di lapangan. Dari beberapa komponen tersebut paling tidak ada 2 komponen yang paling sulit untuk ditetapkan kondisinya.
Fakta yang pertama adalah sulitnya memastikan bahwa dalam setiap lubang tanam pasti terdapat 3 bibit saja tidak lebih. Hal ini mungkin bisa diatasi jika proses penanaman menggunakan mesin transplanter. Bagaimana jika masih menggunakan cara tanam manual yang tentunya pasti ada yang lebih dari 3 bibit ?
Fakta berikutnya adalah faktor lain atau ancaman baik dari hama ataupun lingkungan yang sangat sulit untuk kita prediksi. Angka faktor lain sebesar 15 % tentu bisa lebih.
Untuk menjamin hal-hal tersebut, maka kebutuhan benih padi sebanyak 17 kg untuk luas lahan 1 ha yang ditanam menggunakan sistem tegel dengan jarak tanam 25 x 25 cm bisa kita bulatkan menjadi 20 kg benih. Menurut pengalaman pribadi kebutuhan benih padi sebanyak 20 kg/ha sudah cukup.
Semoga postingan ini bermanfaat.
===TETAP SEMANGAT===
===Salam Ngopi, Salam Bertani===
Bang benih padi VR46 apa masih?
BalasHapusBerapa harga perKGnya?